Aurora merupakan pancaran cahaya pada langit daerah lintang tinggi, sebagai akibat atas pembelokan partikel angin matahari oleh magnetosfer ke arah kutub, serta adanya reaksi dengan molekul-molekul atmosfer.
Matahari, atau Bintang merah yang menjadi pusat orbit planet-planet wilayah tatasurya ternyata hanyalah satu diantara milyaran bintang lainnya di galaksi bimasakti. Pada inti pusatnya, ia memiliki suhu 14 juta kelvin dengan tekanan 100 milyar kali lipat tekanan atmosfer di bumi. Cahaya yang dipancarkan matahari berasal dari reaksi fusi termonuklir yang terjadi pada inti bintang. Secara konveksi, energi hasil reaksi fusi tersebut dialirkan ke permukaan. Dari aliran konveksi tersebut, tercipta medan magnet yang sangat kuat di permukaan matahari. Daerah-daerah medan magnet tersebut relatif gelap (lebih dingin) dari pada sekitarnya, sehingga ia dinamakan bintik matahari atau sunspot.
Proses Terjadinya Fenomena aurora merupakan gejala alam berupa pacaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer, yang berakibat dengan terjadinya interaksi antara medan magnetik dengan partikel yang memiliki muatan, kemudian dipancarkan oleh matahari. Proses terjadinya aurora ini, karena ion mengalami penumbukkan terhadap angin matahari dan partikel magnetospheric yang disalurkan sepanjang garis magnet di bumi.
Aurora terjadi hanya pada belahan bumi kutub utara dan kutub selatan yang memiliki perbedaan, seperti berikut :
1. Aurora Borealis
Borealis adalah kata Yunani untuk angin utara. Pada bagian belahan bumi utara, gejala alam yang sama ini disebut sebagai Northern Lights atau aurora borealis. Aurora Northern Lights hanya dapat dilihat pada wilayah Lingkaran Arktik, di sebelah utara Kanada, Alaska, Rusia, dan Skandinavia.
Pada belahan bumi bagian bumu utara, Aurora Baroealis terjadi seringkali terlihat dengan warna kemerahan di ufuk utara. Seolah-olah menunjukkan matahari akan terbit dari bagian itu. Aurora Borealis kerap kali terjadi pada waktu tertentu pada bulan September dan Oktober, kemudian antara bulan Maret dan April.
2. Aura Australis
Pada aurora Australis mendapatkan namanya yang disesuaikan dengan dewa fajar Romawi, Aurora, yang juga merupakan kata Latin untuk fajar. Kemudian Australis berasal dari bahasa Latin yang berarti Selatan, sedangkan Aurora Australis secara harfiah berarti fajar, atau cahaya selatan.
Aurora Australis yang terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Antartika) yang memiliki sifat yang hampir sama dengan Aurora Borealis. Namun Aurora Australis kadang-kadang mulai tampak pada puncak gunung iklim tropis, contohnya pada gunung tertinggi di Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Popular Posts
-
Aurora merupakan pancaran cahaya pada langit daerah lintang tinggi, sebagai akibat atas pembelokan partikel angin matahari...
-
B umi pada awalnya terbentuk dari gumpalan debu debu meteoroid yang panas dan berrotasi dengan kecepatan yang sangat kencang ...
-
P etir , kilat , atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di saat langit memunculkan...
-
Definisi Pelangi P elangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna sal...
-
S ebenarnya bumi gak berbentuk bulat tetapi agak sedikit oval yang disebut elips . Bumi Berbentuk oval( elips ) karena p...
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dan Bertanya
(dimohon berkomentar dengan sopan)